Radiator saat ini menjadi sistem pendingin mesin yang ampuh, fungsinya menekan panas ruang bakar, mulai dari crankcase hingga silinder head. Tapi bukan berarti lepas dari perawatan. Justru motor berpendingin radiator memerlukan perhatian lebih dibanding motor non-radiator.
Bodi silinder yang dikontruksi untuk pendingin cairan, tidak memakai sirip-sirip silinder seperti pendingin udara. Bila sirkulasi airnya terhambat atau airnya sendiri berkurang saja, panasnya akan cepat naik. Sering mengalami overheat, onderdil cepat rontok, bensin juga boros.
Radiator coolant alias isi radiator wajib diganti dan diperiksa berkala. Kalau kamu berpikiran radiator cukup diisi air ledeng, pendapat itu tidak sepenuhnya tepat. Karena radiator baiknya diisi cairan khusus yang tidak menimbulkan karat.
Jika diisi dengan sembarang air, maka yang terjadi jalur air akan berkerak yang bikin sirkulasi menjadi tersumbat. Boleh saja pake air biasa, tapi dalam keadaan darurat setelah itu dikuras dan ganti radiator coolant.
Agar proses pendinginan selalu optimal, cek kondisi radiator coolant pada secara berkala. Jika jumlahnya berkurang, tambahkan lagi cairan serupa. Kuras dan ganti radiator coolant secara berkala.
Juga periksa kondisi radiator core (lempengan pelat pada radiator). Biasanya kotoran seperti batu-batu kecil yang menempel merusak lempengan, gunakan obeng min (-) dengan perlahan mencungkilnya. Selanjutnya gunakan cover radiator variasi yang banyak dijual untuk melindungi kotoran dan lemparan batu bikin core radiator berubah bentuknya sehingga menghambat proses pendinginan.
Tidak terkecuali buat Rider CBR Bengkulu (RCB), salah satu komunitas yang berangkat dari hobi otomotif yang mempunyai kesamaan merek motor.…